Ilustrasi. (Ist) |
Batam, Seputarterkini.com: Bisnis penyaluran Pekerja Migran Indonesia (PMI) ke negara Malaysia secara ilegal lewat Pelabuhan Ferry Internasional Batam Center dan Pelabuhan Harbour Bay kian marak.
Kendati demikian, satu persatu, sindikat pengiriman PMI ke Malaysia secara ilegal lewat dua Pelabuhan resmi yakni, Pelabuhan Harbour Bay dan Pelabuhan Ferry Batam Center berhasil dibongkar Polisi.
Sindikat pengiriman PMI ilegal ini cukup teroganisir. Mulusnya bisnis ini, diduga melibatkan oknum-oknum petugas dan kordinasi yang baik.
Dibalik sindikat pengiriman PMI ilegal ini, tersebut nama Edo dan Mar'i. Lantas, siapakah kedua pria tersebut?
Informasi yang dihimpun, kedua pria ini disebut-sebut merupakan bos besar yang mengendalikan bisnis pengiriman PMI ke Malaysia lewat Batam.
"Kalau pengurusan di Batam, yang handle Mar'i. Kalau luar daerah itu urusan Edo," kata sumber media ini, Senin (26/9/2022) malam.
Dikatakan, kedua pria ini sudah tak asing lagi di Kota Batam. Mereka merupakan pemain lama. Bahkan sudah 10 tahunan lebih menjalankan bisnisnya.
"Mereka ini pemain lama, lantaran kordinasinya bagus. Jadi, kalau lewat jalur mereka aman, tapi selisih harga lebih mahal," beber sumber tersebut.
Disebut, untuk biaya pemberangkatan calon PMI bervariasi. Ada yang dimintai hingga Rp 10-11 juta. "Itu termasuk biaya Administrasi dan pengurusan Paspor bagi yang belum punya Paspor," jelasnya.
"Namun, bagi yang sudah memiliki Paspor dikenakan biaya lebih murah Rp 5-6 juta per kepala," tambahnya.
Cara kerja mereka cukup rapi, nanti ada agen yang merekrut di setiap daerah seperti, Lombok, Madura, Lampung, Palembang. Selanjutnya di kirim ke Batam via Pesawat.
"Setibanya di Batam, nanti mereka akan diinapkan di beberapa titik penampungan seperti hunian rumah/ruko hingga sejumlah Hotel Melati yang ada di Kota Batam menunggu persiapan Administrasi dan jadwal keberangkatan," bebernya
Ada dua pelabuhan resmi yang menjadi jalur alternatif yang digunakan untuk pemberangkatan calon PMI ini yakni, pelabuhan Ferry Batam Center dan Pelabuhan Harbour Bay.
Mereka akan disisip ke calon penumpang lainnya dengan modal paspor Pelancong. Bahkan pesan tiket pulang pergi untuk mengelabui petugas.
"Sebagaimana tiket pulang sengaja dihanguskan. Tentu ini menguntungkan pihak kapal. Dan itulah bentuk kerja sama mereka dengan pihak kapal. Artinya pihak kapal bisa dibilang ikut terlibat dalam sindikat ini," jelasnya.
Setiap harinya, ada puluhan hingga ratusan calon PMI diberangkatkan ke Malaysia lewat dua pelabuhan tersebut. Makan tak heran, tiket ke Malaysia kerap habis terjual lantaran diborong agen PMI tersebut.
"Parahnya lagi, agen PMI di Batam ini sudah mendapat uang dari cukong Malaysia hingga puluhan juta. Hitungannya per kepala. Namun agen di Batam ini masih tega memintai uang kepada calon PMI dengan mamatok biaya yang cukup besar," tutupnya. (Bersambung)